Tuesday, December 13, 2011

Menggapai pernikahan barakah

Pernikahan adalah suatu hal yang suci. Sangat besar kemuliaannya dan sangat tinggi kedudukannya dalam Islam, sehingga Al-Qur’an menyebutnya sebagai mitsaqan-gahaliza (perjanjian yang sangat berat). Istilah mitsaqan ghaliza sangat menggerunkan jiwa saat menghayati khutbah nikah yang dibacakan seorang imam jurunikah saat walimah seorang akhwat di Sungkai, Perak. Istilah ini tidak pernah dipakai dalam Al-Qur’an, kecuali hanya untuk tiga peristiwa. Satu perjanjian akad nikah. Dan dua lagi untuk perjanjian tauhid. Maka, pernikahan yang diredhai Allah akan dipenuhi dengan do’a malaikat yang menjadi saksi pernikahan. Lantaran itu, hairan apabila banyak sangat rancangan televisyen yang mempromosikan kahwin kontrak@ kahwin bersyarat@ kahwin sekadar melepaskan hajat orang tua dan keluarga spt telemovie Adam Maya, Cinta Elisa dan banyak lagi. Kemudian cerita disulam indah dengan percintaan selepas berkahwin walaupun awalnya saling tidak menyukai. Walhal landasan dan matlamat awal perkahwinan memang sudah jelas celaru. Mana mungkin bahtera pernikahan yang dibina mampu sampai kepada destina tujuannya. Hakikat pernikahan dalam Islam sebenarnya jauh lebih berat daripada apa yang digambarkan utopia telemovie Melayu.

Ketika akad nikah terjadi, halal apa-apa yang sebelumnya diharamkan. Apa yang sebelumnya merupakan maksiat dan bahkan dosa besar, sejak saat itu telah menjadi kemuliaan, kehormatan dan besar sekali pahala di sisi Allah. Pernikahan telah mengubah pintu-pintu dosa dan kekejian menjadi jalan kemuliaan dan kesempurnaan manusia dalam beragama. Allah menyempurnakan setengah agama ketika seseorang melakukan pernikahan.Subhanallah, hebatkan nilai sebuah pernikahan?

Ada pernikahan yang penuh keberkatan. Ada pernikahan yang sedikit keberkatannya. Dan yang paling menakutkan, adalah pernikahan yang tidak akan pernah ada keberkatan didalamnya. Pernikahan yang bagaimana?

Rasulullah SAW menunjukkan, “ Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) kerana silau akan kekayaan laki-laki itu meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak pernah pernikahan itu akan dibarakahi-Nya”

Sebahagian pernikahan kurang berkat karena niatnya yang tidak tepat, sebahagian disebabkan oleh berbagai hal selama proses berlangsung (pertunangan). Proses yang sangat genting sebelum melangkah ke gerbang perkahwinan. Fenomena yang terkadang membuat sy menggeleng kepala. Status bertunang dijadikan sebagai lesen untuk lelaki dan perempuan membonceng motorsikal bersama, mejalani sesi fotoshoot pra perkahwinan dengan pose beRani mati, menyapa tunang dalam fb dengan ayat-ayat dalam kelambu, berpegangan tangan dan macam-macam lagi. Status tunang sebenarnya tidak memberi apa-apa makna dalam menghalalkan perhubungan. Hanya sekadar adat untuk mengkhitbah pasangan.

Pernikahan juga kurang barakah kerana dipengaruhi oleh perlaksaan pernikahan dan juga disebabkan akhlak setelah menikah. Lantaran itu sebaik-baiknya kita hendaklah sedaya upaya melobi kedua ibu bapa dan keluarga untuk melaksanakan pernikahan mengikut lunas-lunas yang digariskan syarak (sy akan kongsi dalam entry akan datang). Oleh itu, tidak hairanlah apabila ada yang mengatakan watak suami seteah 8 hari bernikah langsung tidak sama dengan watak suami semasa 8 tahun bercinta. Tahukah kita perubahan akhlak setelah menikah, banyak disebabkan oleh niat orang yang menikah dan yang menikahkan (karena itu, ajaklah orang tua berbincang)?Pernikahan yang berkat insyaAllah dapat menjadikan akhlak keduanya (suami isteri) semakin baik. Bila sebelumnya masih kurang sesuai dengan keutamaan akhlak, insyaAllah setelah menikah mereka menjadi baik akhlaknya. Ini berdasarkan hadis Nabi:

“Kahwinkanlah orang-orang yang masih sendirian di antara kamu, sesungguhnya Allah akan memperbaiki akhlak mereka, meluaskan rezeki mereka, dan menambah keluhuran mereka.”

“Sesungguhnya, kata Rasulullah SAW., “termasuk dari keberuntungan perempuan adalah mudah lamarannya, ringan mas kawinnya dan subur rahimnya.” (hari Ahmad).

Sabda Rasulullah SAW :
“Wanita yang paling agung keberkatannya, adalah yang paling ringan maharnya” (hari Ahmad, Al-Hakim, Al-Baihagi dengan sanad yang shahih).

Pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dari Anas .a, Rasulullah bersabda, “Orang yang menikahi wanita kerana kedudukannya, Allah akan menambahinya kehinaan, yang menikahinya kerana kekayaannya, Allah hanya akan memberinya kefakiran, yang menikahinya kerana nama besar keturunannya, Allah justru akan menambahinya kerendahan. Namun, laki-laki yang menikahi wanita hanya kerana menjaga pandangan mata dan memelihara nafsunya atau untuk mempererat hubungan kasih sayang (silaturrahim), maka Allah akan membarakahi laki-laki itu dan memberi kebarakahannya yang sama pada wanita itu sepanjang ikatan pernikahannya”

Semoga Allah memberkahi pernikahan kami. Ameenn.

2 comments:

  1. insyaAllah... akhwat2 akan senantiasa mendoakan kebahagian serta kebarakahan akak dan zauj...

    ReplyDelete